Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Minggu, 27 Oktober 2013

Membina Rumah Tangga Harmonis



Rumah tangga yang bahagia dan harmonis merupakan idaman bagi setiap orang iman. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi teladan kepada kita, mengenai cara membina keharmonisan rumah tangga. Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang paling baik. Dan seorang suami harus menyadari, bahwa dalam rumahnya itu ada pahlawan di balik layar, pembawa ketenangan dan kesejukan, yakni sang istri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

الدُّنْيَا كُلُّهَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الزَّوْجَةُ الصَّالِحَةُ

Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia yaitu istri yang shalihah.(Hr.Bukhori)

 
Kita mungkin ngak percaya kalau ada pasangan suami istri mengaku belum pernah terlibat cekcok rumah tangga. Tak peduli kondisi ekonomi mereka mapan, pasangan mereka cantik/tampan, mempesona hatinya, baik, ndak macam-macam kelakuannya, dsb.

Semoga 10 tips di  bawah dapat memberikan manfaat untuk pasangan dan keluarga yang kita bina, selamat menyimak:

 1. Jujur, terbuka, jangan disimpan

Mungkin anak SD saja  tahu kalau mau jadi pengusaha itu harus jujur. Kejujuran bukan sebatas menggantung di lidah, nah... mampukah kita mewujudkan setiap saat indahnya makna dari kejujuran?
Sebagian pasangan menganggap "masa bodo" apa yg sudah/sedang terjadi. Namun, kita yakin sebagian besar pasangan ingin mengetahui banyak apa yg sebenarnya terjadi.

So, belajarlah untuk selalu jujur, terbuka, jangan PMT (Pendam, Malu, Takut), juga harus siap menerima resiko pahit-manisnya buah kejujuran.

2. Wajib saling percaya

Umumnya, rasa saling percaya hilang disebabkan oleh salah satu karakter negatif pasangan, antara lain: suka menyembunyikan sesuatu, suka berbohong, bahkan pernah memergoki pasangan berbuat ndak wajar: antara lain: sms-an, teleponan dengan lawan jenis, kongkow ala anak ABG, balas inbox Facebook/Twitter lawan jenis, dsb.

So, buktikanlah setiap saat kalian mampu bersikap sewajarnya, apa adanya dan ndak di buat-buat. Ingat, serapat-rapatnya ikan disimpan ditempat paling tersembunyi sekalipun, bau amisnya bakalan tercium.

3. Bukan karena cinta, tapi lebih ke komitmen

Nah, kenapa bukan karena cinta semata? Alasannya sederhana kok, coba tanya kenapa kakek nenek kita bahwa kelihatannya oke-oke saja rumah tangganya. Padahal, sering kali dihantui rasa bosan. Nah, kalau kita bisa nebak jawabannya adalah sebuah komitmen baja. Tanamkan sugesti positif kita ketika membuat keputusan pertama kali menikah maka itulah keputusan tepat.

Yah, membuat keputusan sangatlah mudah, bahkan semudah membalikkan telapak tangan tentunya. Namun, menjaga sebuah komitmen untuk tetap setia butuh perjuangan, pengorbanan, konsisten.

So, Camkan selalu, melalui rintangan plus kesulitanlah justru pernikahan akan semakin dewasa terasah, sempurna and membawa kebahagiaan sejati.

4. Rencanakan masa depan: keuangan bersama

Berbicara mengenai perencanaan keuangan keluarga (suami-istri) sama halnya berbicara mengenai masa depan keluarga sendiri. Terlebih, buat pasangan baru menikah. Mereka bukan lagi hidup membujang, kondisi berbeda setelah berkeluarga memerlukan perencanaan keuangan melalui kesepakatan bersama.

Perencanaan keuangan keluarga diantaranya tabungan bersama, investasi (asuransi atau obligasi), pendapatan, pengeluaran maupun kemungkinan dalam kondisi terdesak mengenai peminjaman uang produktif (non konsumtif) perlu dipertimbangkan bersama pula.

Misalnya, salah satu pasangan memutuskan membuka usaha kecil-kecilan maka penentuan bidang usaha, penentuan lokasi, manajamen keuangan, pengangkatan karyawan, dsb. harus pula disepakati berdua.

5. Hindari hal yang tidak disukai pasangan

Jika kalian sudah belajar bersikap saling terbuka & jujur pastinya kita akan mengetahui, memahami apa-apa hal tidak disukai pasangan. Misalnya, boleh jadi kita mengawali pernikahan atau kenal dgn pasangan diawali melalui sesuatu kurang baik, namun belakangan salah satu pasangan kita berubah total menjadi agak religi.

So otomatis ia menginginkan pasangannya (minimal) tanpa melanggar aturan-aturan agamanya. Apalagi, istri di rumah mampu menghidupkan suasana rumahnya sebagai sarana mengingat Alloh. Kalau perlu bentuk undang-undang (peraturan) dalam rumah tangga secara tegas.

6. Sediakan waktu luang bersama

Jika kita termasuk pasangan sibuk, cobalah menyediakan waktu luang setiap saat berdua. Waktu luang ini dapat digunakan pergi ke suatu tempat kalian suka, melakukan hobi, melakukan aktivitas secara bersama.

Misalnya, beribadah bersama, ajak makan di luar rumah, eksperimen buat menu masakan baru berdua di rumah, mandi bareng, dsb. Intinya lewat waktu luang, kita dapat lebih memahami pasangan masing-masing, kalau sudah saling memahami kita akan terhindar kemungkinan buruk perceraian terjadi.

7. Berbagi tugas: pekerjaan, pengurusan anak.

Umumnya, suami berada diluar rumah mencari nafkah rejeki buat mencukupi kebutuhan anak-istri. Sebaliknya, istri diutamakan bisa mengurusi hal-hal rumah tangga termasuk pengurusan anak-anak mereka.

Kadang istri tipe manja & posesif, apalagi pasangan baru nikah condong memilih menghindar mengurusi anak sendirian di rumah. Alasannya, mending cari pembantu atau saudara saja yang ngurusi anak, sehingga ia "istri" dapat mengontrol sekaligus suami diluar (bekerja, usaha) maupun anak di rumah.

Diperlukan ketegasan and komunikasi intens pasangan agar dapat bertindak saling kooperatif. Idealnya, masalah di dalam rumah adalah istri ahlinya-ratunya, jika istri dirasa sulit mengurusi anak, ia bisa bertanya ke ibu maupun salah satu kerabat mereka. Begitupun permasalahan di luar mencari nafkah adalah suami ahlinya-rajanya. Serahkan dan percayakanlah segala sesuatu pada ahlinya.

8. Dengarkan keluhan pasangan

Sebenarnya, menyediakan waktu luang bersama serta sikap jujur, terbuka diharapkan terselip waktu buat berbagi, juga mendengarkan keluhan masing-masing pasangan. Namun, seringkali ada sesuatu unek-unek mendadak, unek-unek belum sempat terselesaikan tuntas harus segera disampaikan kembali. Cari kembali waktu tepat seperti dikala mau tidur setelah anak tertidur. Jika pasangan dirasa lelah seharian bekerja cari waktu di pagi hari, sempatkanlah waktu minimal 10 menit - 30 menit mengutarakannya.

9. Bicarakan seks

Seks bersama pasangan suami-istri seringkali ampuh mengatasi masalah tanpa masalah. Maksudnya, tanpa disadari sepelik apapun permasalahan rumah tangga ternyata mampu diatasi hanya dgn hubungan intim yg sensasional.

Membicarakan seks terkadang menjadi hal sangat kurang nyaman bagi beberapa pasangan, bahkan bagi pasangan sudah menikah bertahun-tahun sekalipun. Padahal, bagi suami seks membuatnya merasa sangat nyaman, tenang plus lebih bahagia.

Menjadi istri harus tampil percaya diri. Suami sangat suka melakukan seks dengan istri yang mungkin tidak sempurna namun percaya diri bahwa dirinya adalah sosok paling cantik. Jadi, bagi istri masalah ini dianggap sepele, mereka agak mementingkan komunikasi intim pasangan.

Lain halnya bagi suami bila kurang terpenuhi ia akan mudah marah, merasa kurang dicintai, kurang dipercaya, dsb.

So, biasakanlah selalu bicarakan seks setiap saat, jangan hanya setiap kali ada masalah. Nah, lebih baik terlambat daripada tidak melakukan seks sama sekali.

10. Qana'ah plus bersyukur

Qana'ah artinya sikap rela menerima & merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa ketidakpuasan perasaan akan kekurangan. Sesungguhnya hanya mereka yg memiliki iman mampu bersikap merasa "beruntung" memiliki pasangannya. Tidak ada jaminan satupun bahwa harta (materi) dapat menjaga keutuhan rumah tangga mereka.

Materi masih bisa dicari tapi mempertahankan komitmen cinta sejati butuh tekad perjuangan serta pengorbanan sangat kuat kedua belah pihak. Contoh, artis, pejabat bahkan tetangga kita kelihatannnya hidupnya berkecukupan (minimal mobil & rumah punya), tapi rumah tangganya malah berantakan juga.

Sebaliknya, mereka biasa-biasa saja materinya tapi mampu mempertahankan rumah tangganya bak kisah cinta ala Romeo and Juliet. Godaan terbesar memang ada di benak para istri merasa belum tercukupi. Alangkah indahnya bila istri bisa mendorong suami supaya bekerja giat lagi & cerdas tentunya demi mencari sesuap "berlian."

Saya jadi teringat cerita nyata dari China (lupa lagi sumbernya), dimana kekuatan cinta sejati, qanaah (berasa beruntung), bersyukur plus komitmen "baja" mampu menguatkan rumah tangganya sampai akhir hayat hidup. Padahal, pernikahan mereka gak pernah mendapatkan restu kedua orang tua, sehingga ia berdua rela sampai mati hidup di gunung beranak pinak hingga hembusan napas terakhir.

Membina Rumah Tangga Harmonis



Rumah tangga yang bahagia dan harmonis merupakan idaman bagi setiap orang iman. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi teladan kepada kita, mengenai cara membina keharmonisan rumah tangga. Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang paling baik. Dan seorang suami harus menyadari, bahwa dalam rumahnya itu ada pahlawan di balik layar, pembawa ketenangan dan kesejukan, yakni sang istri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

الدُّنْيَا كُلُّهَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الزَّوْجَةُ الصَّالِحَةُ

Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia yaitu istri yang shalihah.(Hr.Bukhori)

 
Kita mungkin ngak percaya kalau ada pasangan suami istri mengaku belum pernah terlibat cekcok rumah tangga. Tak peduli kondisi ekonomi mereka mapan, pasangan mereka cantik/tampan, mempesona hatinya, baik, ndak macam-macam kelakuannya, dsb.

Semoga 10 tips di  bawah dapat memberikan manfaat untuk pasangan dan keluarga yang kita bina, selamat menyimak:

 1. Jujur, terbuka, jangan disimpan

Mungkin anak SD saja  tahu kalau mau jadi pengusaha itu harus jujur. Kejujuran bukan sebatas menggantung di lidah, nah... mampukah kita mewujudkan setiap saat indahnya makna dari kejujuran?
Sebagian pasangan menganggap "masa bodo" apa yg sudah/sedang terjadi. Namun, kita yakin sebagian besar pasangan ingin mengetahui banyak apa yg sebenarnya terjadi.

So, belajarlah untuk selalu jujur, terbuka, jangan PMT (Pendam, Malu, Takut), juga harus siap menerima resiko pahit-manisnya buah kejujuran.

2. Wajib saling percaya

Umumnya, rasa saling percaya hilang disebabkan oleh salah satu karakter negatif pasangan, antara lain: suka menyembunyikan sesuatu, suka berbohong, bahkan pernah memergoki pasangan berbuat ndak wajar: antara lain: sms-an, teleponan dengan lawan jenis, kongkow ala anak ABG, balas inbox Facebook/Twitter lawan jenis, dsb.

So, buktikanlah setiap saat kalian mampu bersikap sewajarnya, apa adanya dan ndak di buat-buat. Ingat, serapat-rapatnya ikan disimpan ditempat paling tersembunyi sekalipun, bau amisnya bakalan tercium.

3. Bukan karena cinta, tapi lebih ke komitmen

Nah, kenapa bukan karena cinta semata? Alasannya sederhana kok, coba tanya kenapa kakek nenek kita bahwa kelihatannya oke-oke saja rumah tangganya. Padahal, sering kali dihantui rasa bosan. Nah, kalau kita bisa nebak jawabannya adalah sebuah komitmen baja. Tanamkan sugesti positif kita ketika membuat keputusan pertama kali menikah maka itulah keputusan tepat.

Yah, membuat keputusan sangatlah mudah, bahkan semudah membalikkan telapak tangan tentunya. Namun, menjaga sebuah komitmen untuk tetap setia butuh perjuangan, pengorbanan, konsisten.

So, Camkan selalu, melalui rintangan plus kesulitanlah justru pernikahan akan semakin dewasa terasah, sempurna and membawa kebahagiaan sejati.

4. Rencanakan masa depan: keuangan bersama

Berbicara mengenai perencanaan keuangan keluarga (suami-istri) sama halnya berbicara mengenai masa depan keluarga sendiri. Terlebih, buat pasangan baru menikah. Mereka bukan lagi hidup membujang, kondisi berbeda setelah berkeluarga memerlukan perencanaan keuangan melalui kesepakatan bersama.

Perencanaan keuangan keluarga diantaranya tabungan bersama, investasi (asuransi atau obligasi), pendapatan, pengeluaran maupun kemungkinan dalam kondisi terdesak mengenai peminjaman uang produktif (non konsumtif) perlu dipertimbangkan bersama pula.

Misalnya, salah satu pasangan memutuskan membuka usaha kecil-kecilan maka penentuan bidang usaha, penentuan lokasi, manajamen keuangan, pengangkatan karyawan, dsb. harus pula disepakati berdua.

5. Hindari hal yang tidak disukai pasangan

Jika kalian sudah belajar bersikap saling terbuka & jujur pastinya kita akan mengetahui, memahami apa-apa hal tidak disukai pasangan. Misalnya, boleh jadi kita mengawali pernikahan atau kenal dgn pasangan diawali melalui sesuatu kurang baik, namun belakangan salah satu pasangan kita berubah total menjadi agak religi.

So otomatis ia menginginkan pasangannya (minimal) tanpa melanggar aturan-aturan agamanya. Apalagi, istri di rumah mampu menghidupkan suasana rumahnya sebagai sarana mengingat Alloh. Kalau perlu bentuk undang-undang (peraturan) dalam rumah tangga secara tegas.

6. Sediakan waktu luang bersama

Jika kita termasuk pasangan sibuk, cobalah menyediakan waktu luang setiap saat berdua. Waktu luang ini dapat digunakan pergi ke suatu tempat kalian suka, melakukan hobi, melakukan aktivitas secara bersama.

Misalnya, beribadah bersama, ajak makan di luar rumah, eksperimen buat menu masakan baru berdua di rumah, mandi bareng, dsb. Intinya lewat waktu luang, kita dapat lebih memahami pasangan masing-masing, kalau sudah saling memahami kita akan terhindar kemungkinan buruk perceraian terjadi.

7. Berbagi tugas: pekerjaan, pengurusan anak.

Umumnya, suami berada diluar rumah mencari nafkah rejeki buat mencukupi kebutuhan anak-istri. Sebaliknya, istri diutamakan bisa mengurusi hal-hal rumah tangga termasuk pengurusan anak-anak mereka.

Kadang istri tipe manja & posesif, apalagi pasangan baru nikah condong memilih menghindar mengurusi anak sendirian di rumah. Alasannya, mending cari pembantu atau saudara saja yang ngurusi anak, sehingga ia "istri" dapat mengontrol sekaligus suami diluar (bekerja, usaha) maupun anak di rumah.

Diperlukan ketegasan and komunikasi intens pasangan agar dapat bertindak saling kooperatif. Idealnya, masalah di dalam rumah adalah istri ahlinya-ratunya, jika istri dirasa sulit mengurusi anak, ia bisa bertanya ke ibu maupun salah satu kerabat mereka. Begitupun permasalahan di luar mencari nafkah adalah suami ahlinya-rajanya. Serahkan dan percayakanlah segala sesuatu pada ahlinya.

8. Dengarkan keluhan pasangan

Sebenarnya, menyediakan waktu luang bersama serta sikap jujur, terbuka diharapkan terselip waktu buat berbagi, juga mendengarkan keluhan masing-masing pasangan. Namun, seringkali ada sesuatu unek-unek mendadak, unek-unek belum sempat terselesaikan tuntas harus segera disampaikan kembali. Cari kembali waktu tepat seperti dikala mau tidur setelah anak tertidur. Jika pasangan dirasa lelah seharian bekerja cari waktu di pagi hari, sempatkanlah waktu minimal 10 menit - 30 menit mengutarakannya.

9. Bicarakan seks

Seks bersama pasangan suami-istri seringkali ampuh mengatasi masalah tanpa masalah. Maksudnya, tanpa disadari sepelik apapun permasalahan rumah tangga ternyata mampu diatasi hanya dgn hubungan intim yg sensasional.

Membicarakan seks terkadang menjadi hal sangat kurang nyaman bagi beberapa pasangan, bahkan bagi pasangan sudah menikah bertahun-tahun sekalipun. Padahal, bagi suami seks membuatnya merasa sangat nyaman, tenang plus lebih bahagia.

Menjadi istri harus tampil percaya diri. Suami sangat suka melakukan seks dengan istri yang mungkin tidak sempurna namun percaya diri bahwa dirinya adalah sosok paling cantik. Jadi, bagi istri masalah ini dianggap sepele, mereka agak mementingkan komunikasi intim pasangan.

Lain halnya bagi suami bila kurang terpenuhi ia akan mudah marah, merasa kurang dicintai, kurang dipercaya, dsb.

So, biasakanlah selalu bicarakan seks setiap saat, jangan hanya setiap kali ada masalah. Nah, lebih baik terlambat daripada tidak melakukan seks sama sekali.

10. Qana'ah plus bersyukur

Qana'ah artinya sikap rela menerima & merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa ketidakpuasan perasaan akan kekurangan. Sesungguhnya hanya mereka yg memiliki iman mampu bersikap merasa "beruntung" memiliki pasangannya. Tidak ada jaminan satupun bahwa harta (materi) dapat menjaga keutuhan rumah tangga mereka.

Materi masih bisa dicari tapi mempertahankan komitmen cinta sejati butuh tekad perjuangan serta pengorbanan sangat kuat kedua belah pihak. Contoh, artis, pejabat bahkan tetangga kita kelihatannnya hidupnya berkecukupan (minimal mobil & rumah punya), tapi rumah tangganya malah berantakan juga.

Sebaliknya, mereka biasa-biasa saja materinya tapi mampu mempertahankan rumah tangganya bak kisah cinta ala Romeo and Juliet. Godaan terbesar memang ada di benak para istri merasa belum tercukupi. Alangkah indahnya bila istri bisa mendorong suami supaya bekerja giat lagi & cerdas tentunya demi mencari sesuap "berlian."

Saya jadi teringat cerita nyata dari China (lupa lagi sumbernya), dimana kekuatan cinta sejati, qanaah (berasa beruntung), bersyukur plus komitmen "baja" mampu menguatkan rumah tangganya sampai akhir hayat hidup. Padahal, pernikahan mereka gak pernah mendapatkan restu kedua orang tua, sehingga ia berdua rela sampai mati hidup di gunung beranak pinak hingga hembusan napas terakhir.