ldii-sidoarjo.org - (31/05) Sudah 17 tahun DPW LDII Jatim melalui Biro Pemberdayaan Wanita dan Kesejahteraan Keluarga rutin mengadakan seminar wanita. Untuk tahun ini, tema yang diusung adalah “Meningkatkan Keharmonisan Keluarga Melalui Komunikasi Efektif Antara Suami dan Istri”. Seminar yang diadakan di Aula Ponpes Sabilur Rosyidin-Gayungan Surabaya ini dihadiri sekitar 400 peserta ibu-ibu perwakilan DPD LDII se-Jatim. Ir.H. Chriswanto Santoso, M.Sc. selaku Ketua DPW LDII Jatim berharap dengan diadakannya kegiatan ini menjadi wadah persatuan, kerukunan dan pembinaan bagi para ibu agar dapat meningkatkan perannya sebagai tokoh penting dalam pembinaan masyarakat mulai dari dalam keluarga sehingga generasi lanjut usia (lansia) akan tetap produktif dan berkualitas.
Dalam kesempatan ini, hadir seorang konselor serta terapis dari Tangerang yaitu Ir. Hj. Srie Tresnahati Ashar, M.Si. Beliau memaparkan materi tentang enam sikap yang menjadi kunci kelancaran komunikasi pasangan suami istri.
Dengan menerapkan keenam sikap tersebut, pasangan pasutri dapat menjalin komunikasi yang efektif dalam rumah tangga. "Membangun komunikasi efektif merupakan proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan kesyukuran.Tidak ada kata instant untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan. Keharmonisan rumah tangga akan terwujud dengan dilandasi oleh kepahaman agama yang kokoh,ungkap Sri Triesnahati.
Hadir pula dua orang dosen sebagai pemateri tentang terampil berbahasa dalam berumah tangga dan dalil-dalil Al-quran Al-Hadits tentang istri yang sholihah. Beliau adalah Dra. Rida Wahyuningrum, M.Pd, dan Dra. Hj. Sri Kartini yang kini aktif sebagai staf pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. "Istri sholihah adalah perempuan yang tutur kata, tindak tanduknya sesuai Al-quran Al-Hadits.Pun suami selalu didoakan agar suami meridhoi istri di dunia dan akhirat. Sehingga apabila sang istri meninggal, suami merasa ridho, maka sang istri pun masuk surga," tutur Sri Kartini.
Di penghujung acara, terdapat peserta yang mengungkapan harapan agar DPW LDII Jatim mengadakan kembali acara serupa namun tidak hanya diperuntukkan bagi wanita, tapi juga kaum laki-laki agar kedua belah pihak (suami-istri) memperoleh bekal ilmu yang sama, sehingga dapat saling bekerjasama dalam membangun keharmonisan keluarga. (rizq/ariska)
Dalam kesempatan ini, hadir seorang konselor serta terapis dari Tangerang yaitu Ir. Hj. Srie Tresnahati Ashar, M.Si. Beliau memaparkan materi tentang enam sikap yang menjadi kunci kelancaran komunikasi pasangan suami istri.
6 Sikap dalam komunikasi suami-istri
1. Penghargaan/respect
Menghargai pasangan dengan tidak menjatuhkan atau melecehkannya baik melalui intonasi maupun bahasa tubuh.2. Empati/emphaty
Dapat memahami perasaan atau konsisi pasangan sesuai dengan dunia yang dialaminya. Merasakan apa yang dia rasakan, seakan-akan kita adalah dia.3. Dapat diengar/audible
Pesan yang disampaikan kepada pasangan harus dapat dimengerti dan ditangkap dengan benar. Salah satunya yaitu dengan mengatur penggunaan intonasi.4. Keterbukaan/clarity
Keterbukaan tidak berarti di’tumpah’kan, namun memilih apa yang paling tepat untuk disampaikan dan diketahui pasangan.5. Rendah hati/humble
Tidak arogan, dan tidak merasa lebih dari pasangan.6. Positif/positive
Berpikiran yang positif terhadap pasangan akan menghasilkan tindakan yang positif pula.Dengan menerapkan keenam sikap tersebut, pasangan pasutri dapat menjalin komunikasi yang efektif dalam rumah tangga. "Membangun komunikasi efektif merupakan proses panjang yang membutuhkan kesabaran dan kesyukuran.Tidak ada kata instant untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan. Keharmonisan rumah tangga akan terwujud dengan dilandasi oleh kepahaman agama yang kokoh,ungkap Sri Triesnahati.
Peserta Seminar Wanita LDII 2015 |
Dua dari kiri, Pembicara Dra. Hj. Sri Kartini dan Dra. Rida Wahyuningrum, M. Pd, |
Di penghujung acara, terdapat peserta yang mengungkapan harapan agar DPW LDII Jatim mengadakan kembali acara serupa namun tidak hanya diperuntukkan bagi wanita, tapi juga kaum laki-laki agar kedua belah pihak (suami-istri) memperoleh bekal ilmu yang sama, sehingga dapat saling bekerjasama dalam membangun keharmonisan keluarga. (rizq/ariska)