Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Sabtu, 01 April 2017

Cara LDII Menciptakan Kerukunan Antar Sesama


Sapu lidi itu bisa berfungsi untuk membersihkan kotoran ketika lidi-lidinya diikat menjadi satu, kenapa? Karena ikatan itu menguatkan lidi-lidi tersebut menjadi satu bagian, itulah kekuatan kebersamaan.

Dari masing-masing individu yang berdiri sendiri akan menciptakan kekuatan yang besar ketika mereka bersatu. Kebersamaan itu indah, persatuan itu kuat. Tak mudah memang karena terdapat perbedaan yang kadang menjadi penghalang, maka disinilah peran tenggang rasa. Pengertian terhadap sesama akan membuat suatu perbedaan justru menjadi sebuah kekuatan dalam kebersamaan.

Baca juga : Rais Am PBNU dan LDII Jatim Bahas Ekonomi Umat

LDII sebagai lembaga dakwah memiliki kiat dan cara untuk dapat mewujudkan kerukunan antar sesama. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kerukunan adalah salah satu pondasi penting untuk menciptakan lingkungan yang selalu aman, tentram dan damai.


Ciptakan Kerukunan


Menciptakan kerukunan berarti membuat suasana selalu kondusif dengan sesama, caranya :

• pertama,
berbicara yang baik.
Selalu melihat papan, empan, adepan (tempat, bahan pembicaraan , lawan bicara). Cara berbicara di pasar tentu berbeda dengan di masjid, kita koreksi dulu topik apa yang ingin di bicarakan apakah sesuai dengan keadaan.

Dan juga lihat siapa yang di ajak bicara. Bicara dengan anak kecil tentu berbeda caranya dengan bicara pada orang dewasa atau orangtua.

• Kedua,
jujur dan amanat (bisa di percaya).
Orang jujur belum tentu bisa amanat tapi orang amanat pasti jujur. Kok bisa?
Coba kita lihat, si Acong di titipi uang Rp 100.000 oleh ibunya untuk diberikan ke pamannya. Ditengah perjalanan ke rumah pamannya Acong merasa haus, berhubung dia tidak punya uang sama sekali akhirnya dia berinisiatif memakai uang titipan ibunnya untuk membeli minuman. Sesampai di rumah pamannya dia memberikan uang titipan tadi sambil bercerita apa adanya ke pamannya dan minta maaf karena memakai sebagian uang tersebut tanpa ijin dulu karena kepepet. Si Acong jujur bukan? Tapi dia tidak bisa amanat karena uang yang dititipkan ibunya berkurang ketika sampai ke pamannya.

• Ketiga,
Sabar keporo ngalah (rebutan ngalah) .
Orang yang ngalah bukan berati kalah, justru dialah pemenang sebenarnya. Karena dia yang bisa memahami dan menguasai keadaan. Dia yang lebih sadar tentang arti kekuatan kebersamaan. Bukankah Alloh telah bersabda bahwa  sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.

• Keempat,
Tidak membuat kerusakan.
Ini juga penting. Jangan memancing masalah karena itu akan menimbulkan efek yang tidak baik kepada sesama. Serta kita juga berusaha menjaga sesama agar kebersamaan yang ada tetap terjaga.

• Terakhir,
Saling memperhatikan dan menjaga perasaan.
Setiap orang butuh perhatian, pun juga dengan kebersamaan. Kita harus saling bisa memahami karakter dan sifat rekan-rekan sesama kita sehingga kita tahu dan bisa berhati-hati dalam setiap ucapan dan sikap kita ketika bergaul dengannya.

Jika kelima hal diatas bisa kita lakukan dan kita pelihara dengan baik, maka kerukunan dan
kebersamaan akan tercipta dengan indah. Segala sifat negatif akan terkalahkan dengan sendirinya sehinga tercipta sebuah persatuan yang kuat. (hav)

Cara LDII Menciptakan Kerukunan Antar Sesama


Sapu lidi itu bisa berfungsi untuk membersihkan kotoran ketika lidi-lidinya diikat menjadi satu, kenapa? Karena ikatan itu menguatkan lidi-lidi tersebut menjadi satu bagian, itulah kekuatan kebersamaan.

Dari masing-masing individu yang berdiri sendiri akan menciptakan kekuatan yang besar ketika mereka bersatu. Kebersamaan itu indah, persatuan itu kuat. Tak mudah memang karena terdapat perbedaan yang kadang menjadi penghalang, maka disinilah peran tenggang rasa. Pengertian terhadap sesama akan membuat suatu perbedaan justru menjadi sebuah kekuatan dalam kebersamaan.

Baca juga : Rais Am PBNU dan LDII Jatim Bahas Ekonomi Umat

LDII sebagai lembaga dakwah memiliki kiat dan cara untuk dapat mewujudkan kerukunan antar sesama. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kerukunan adalah salah satu pondasi penting untuk menciptakan lingkungan yang selalu aman, tentram dan damai.


Ciptakan Kerukunan


Menciptakan kerukunan berarti membuat suasana selalu kondusif dengan sesama, caranya :

• pertama,
berbicara yang baik.
Selalu melihat papan, empan, adepan (tempat, bahan pembicaraan , lawan bicara). Cara berbicara di pasar tentu berbeda dengan di masjid, kita koreksi dulu topik apa yang ingin di bicarakan apakah sesuai dengan keadaan.

Dan juga lihat siapa yang di ajak bicara. Bicara dengan anak kecil tentu berbeda caranya dengan bicara pada orang dewasa atau orangtua.

• Kedua,
jujur dan amanat (bisa di percaya).
Orang jujur belum tentu bisa amanat tapi orang amanat pasti jujur. Kok bisa?
Coba kita lihat, si Acong di titipi uang Rp 100.000 oleh ibunya untuk diberikan ke pamannya. Ditengah perjalanan ke rumah pamannya Acong merasa haus, berhubung dia tidak punya uang sama sekali akhirnya dia berinisiatif memakai uang titipan ibunnya untuk membeli minuman. Sesampai di rumah pamannya dia memberikan uang titipan tadi sambil bercerita apa adanya ke pamannya dan minta maaf karena memakai sebagian uang tersebut tanpa ijin dulu karena kepepet. Si Acong jujur bukan? Tapi dia tidak bisa amanat karena uang yang dititipkan ibunya berkurang ketika sampai ke pamannya.

• Ketiga,
Sabar keporo ngalah (rebutan ngalah) .
Orang yang ngalah bukan berati kalah, justru dialah pemenang sebenarnya. Karena dia yang bisa memahami dan menguasai keadaan. Dia yang lebih sadar tentang arti kekuatan kebersamaan. Bukankah Alloh telah bersabda bahwa  sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.

• Keempat,
Tidak membuat kerusakan.
Ini juga penting. Jangan memancing masalah karena itu akan menimbulkan efek yang tidak baik kepada sesama. Serta kita juga berusaha menjaga sesama agar kebersamaan yang ada tetap terjaga.

• Terakhir,
Saling memperhatikan dan menjaga perasaan.
Setiap orang butuh perhatian, pun juga dengan kebersamaan. Kita harus saling bisa memahami karakter dan sifat rekan-rekan sesama kita sehingga kita tahu dan bisa berhati-hati dalam setiap ucapan dan sikap kita ketika bergaul dengannya.

Jika kelima hal diatas bisa kita lakukan dan kita pelihara dengan baik, maka kerukunan dan
kebersamaan akan tercipta dengan indah. Segala sifat negatif akan terkalahkan dengan sendirinya sehinga tercipta sebuah persatuan yang kuat. (hav)