Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Rabu, 09 November 2016

Menteri Agama: Jangan Ganti Guru dengan Media Sosial

LIPUTAN MUNAS VIII LDII
LDII SIDOARJO | Jakarta (8/11) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Musyawarah Nasional VIII LDII, yang digelar pada 8-10 November 2016. Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi LDII yang mengangkat gerakan menghormati guru sebagai salah satu tema munas.
“Saya mengapresiasi sekali apa yang dilakukan LDII. Karena memperkokoh pilar bangsa. Menghormati guru pada hakekatnya adalah upaya peningkatan kualitas SDM. Juga ekonomi syariah, dan semuanya itu dikemas dengan pendayagunaan teknologi digital,” ujar Lukman Hakim.

Lukman Hakim pada perhelatan ini menitipkan pesan agar dapat menghindari efek negatif digitalisasi. “Saya menitipkan satu hal, di era digital ini. Semua proses komunikasi tidak bisa terhindarkan dari digitalisasi. Munas ini sangat relevan bagaimana kita bisa menyikapi perkembangan dunia dengan penuh kearifan,” lanjut Lukman Hakim di tengah 1.500 peserta Munas LDII.

Lukman Hakim juga sangat mewanti-wanti jangan sampai kondisi kekinian mengubah nilai kebajikan menggantikan guru dengan media sosial seperti facebook dan twitter. “Keberadaan guru dan orang tua luar biasa dalam mentransformasikan nilai-nilai kebajikan. Sedangkan saat ini yang mentransformasikan nilai-nilai landasan mereka adalah facebook, twitter dan semua sosial media yang ada,” ujar Lukman Hakim.

Pada akhirnya, Lukman mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi digital saat ini. “Masyarakat tidak lagi menjadikan ulama dan kyai sebagai rujukan.  Generasi muda menganut Majelis Al-Facebookiyah dan Kanjeng Google. Kita tidak punya cukup waktu lagi untuk sekedar bertanya ataukah yang mem-posting memiliki maksud tertentu dalam mengirimkan pesan tersebut,” ujar Lukman Hakim.

Dalam perhelatan ini, Lukman Hakim menutup sambutannya dengan membuka secara resmi pelaksanaan Munas ke-8 LDII yang berlokasi di Balai Kartini pada Selasa hingga Kamis (8-10/11). Lukman juga ikut menandatangani kesepakatan mendukung Gerakan Menghormati Guru yang digelar di lokasi munas.

“Selaku Menteri Agama saya sangat bersyukur bahwa tema-tema yang diangkat dalam Munas amat relevan. Menghasilkan rumusan-rumusan strategis yang memberkan sumbangsih yang luar biasa meningkatkan peradaban kita bersama,” kata Lukman Hakim.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII Abdulah Syam menyampaikan bahwa Munas dengan tema “Keniscayaan peningkatan kualitas SDM, kemampuan pendayagunaan teknologi digital dan pengembangan ekonomi syariah untuk pembangunan Indonesia berkelanjutan” memiliki beberapa agenda.

“Munas ini digelar untuk mengevaluasi kemajuan yang telah diperoleh LDII dan mengolah isu strategis yang sedang dihadapi umat Islam saat ini. Selain itu dalam Munas ini akan dilaksanakan pula pemilihan Ketua Umum yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk meraih sasaran-sasaran dari LDII selama periode selanjutnya,” ungkap Abdullah Syam.menag ri tanda tangan munas

Munas kali ini mengupas tiga karya LDII sebagai representasi dari karya lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Tiga karya itu adalah peningkatan kualitas SDM yang diwujudkan dengan gerakan menghormat guru, pengembangan ekonomi syariah dan pendayagunaan teknologi digital.

“LDII didirikan untuk memberikan manfaat bagi rakyat dimanapun berada,” tambah Abdullah Syam.

Terkait gerakan menghormati guru, LDII menganggap sebagai hal yang sangat vital dalam melaksanakan pembangunan karakter dan peradaban suatu negara.

“Adanya korelasi kemajuan suatu bangsa dengan penghormatan pada gurunya. LDII berharap seluruh komponen bangsa dapat bersinergi. LDII sangat prihatin pada oknum yang telah sengaja ataupun tidak sengaja telah menurunkan marwah guru,” ujar Abdullah Syam.

Lebih lanjut, kata Abdullah Syam, implementasi tema Munas ini diantaranya adalah peluncuran situs pikub.co.id sebagai wujud transaksi online syariah. LDII juga telah mengawali dengan Gerakan Internet Sehat untuk memanfaatkan potensi positif dan menghindari potensi negatif.

“Pemanfaatan IT dalam memajukan perekonomian haruslah sejalan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu LDII memandang bangsa Indonesia membutuhkan media online yang syariah. LDII berharap pikub.co.id yang akan dilaunching dalam membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat maju,” ujar Abdullah Syam.

LDII menilai perlu adanya protokol untuk mengawal konten agar tidak merusak karakter bangsa. “LDII merasakan bahwa era digital perlu dikelola. Bukan hanya agar sesuai dengan karakter norma bangsa Indonesia, tetapi juga dapat membawa manfaat sebesarnya bagi bangsa Indonesia,” tegas Abdullah Syam.

LDII pun menilai perlu adanya protokol untuk mengawal konten agar tidak merusak karakter bangsa. “LDII merasakan bahwa era digital perlu dikelola. Bukan hanya agar sesuai dengan karakter norma bangsa Indonesia, tetapi juga dapat membawa manfaat sebesarnya bagi bangsa Indonesia,” kata Abdullah Syam. (Ludhy/Lines)


Sumber: ldii.or.id

Menteri Agama: Jangan Ganti Guru dengan Media Sosial

LIPUTAN MUNAS VIII LDII
LDII SIDOARJO | Jakarta (8/11) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Musyawarah Nasional VIII LDII, yang digelar pada 8-10 November 2016. Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi LDII yang mengangkat gerakan menghormati guru sebagai salah satu tema munas.
“Saya mengapresiasi sekali apa yang dilakukan LDII. Karena memperkokoh pilar bangsa. Menghormati guru pada hakekatnya adalah upaya peningkatan kualitas SDM. Juga ekonomi syariah, dan semuanya itu dikemas dengan pendayagunaan teknologi digital,” ujar Lukman Hakim.

Lukman Hakim pada perhelatan ini menitipkan pesan agar dapat menghindari efek negatif digitalisasi. “Saya menitipkan satu hal, di era digital ini. Semua proses komunikasi tidak bisa terhindarkan dari digitalisasi. Munas ini sangat relevan bagaimana kita bisa menyikapi perkembangan dunia dengan penuh kearifan,” lanjut Lukman Hakim di tengah 1.500 peserta Munas LDII.

Lukman Hakim juga sangat mewanti-wanti jangan sampai kondisi kekinian mengubah nilai kebajikan menggantikan guru dengan media sosial seperti facebook dan twitter. “Keberadaan guru dan orang tua luar biasa dalam mentransformasikan nilai-nilai kebajikan. Sedangkan saat ini yang mentransformasikan nilai-nilai landasan mereka adalah facebook, twitter dan semua sosial media yang ada,” ujar Lukman Hakim.

Pada akhirnya, Lukman mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi digital saat ini. “Masyarakat tidak lagi menjadikan ulama dan kyai sebagai rujukan.  Generasi muda menganut Majelis Al-Facebookiyah dan Kanjeng Google. Kita tidak punya cukup waktu lagi untuk sekedar bertanya ataukah yang mem-posting memiliki maksud tertentu dalam mengirimkan pesan tersebut,” ujar Lukman Hakim.

Dalam perhelatan ini, Lukman Hakim menutup sambutannya dengan membuka secara resmi pelaksanaan Munas ke-8 LDII yang berlokasi di Balai Kartini pada Selasa hingga Kamis (8-10/11). Lukman juga ikut menandatangani kesepakatan mendukung Gerakan Menghormati Guru yang digelar di lokasi munas.

“Selaku Menteri Agama saya sangat bersyukur bahwa tema-tema yang diangkat dalam Munas amat relevan. Menghasilkan rumusan-rumusan strategis yang memberkan sumbangsih yang luar biasa meningkatkan peradaban kita bersama,” kata Lukman Hakim.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII Abdulah Syam menyampaikan bahwa Munas dengan tema “Keniscayaan peningkatan kualitas SDM, kemampuan pendayagunaan teknologi digital dan pengembangan ekonomi syariah untuk pembangunan Indonesia berkelanjutan” memiliki beberapa agenda.

“Munas ini digelar untuk mengevaluasi kemajuan yang telah diperoleh LDII dan mengolah isu strategis yang sedang dihadapi umat Islam saat ini. Selain itu dalam Munas ini akan dilaksanakan pula pemilihan Ketua Umum yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk meraih sasaran-sasaran dari LDII selama periode selanjutnya,” ungkap Abdullah Syam.menag ri tanda tangan munas

Munas kali ini mengupas tiga karya LDII sebagai representasi dari karya lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Tiga karya itu adalah peningkatan kualitas SDM yang diwujudkan dengan gerakan menghormat guru, pengembangan ekonomi syariah dan pendayagunaan teknologi digital.

“LDII didirikan untuk memberikan manfaat bagi rakyat dimanapun berada,” tambah Abdullah Syam.

Terkait gerakan menghormati guru, LDII menganggap sebagai hal yang sangat vital dalam melaksanakan pembangunan karakter dan peradaban suatu negara.

“Adanya korelasi kemajuan suatu bangsa dengan penghormatan pada gurunya. LDII berharap seluruh komponen bangsa dapat bersinergi. LDII sangat prihatin pada oknum yang telah sengaja ataupun tidak sengaja telah menurunkan marwah guru,” ujar Abdullah Syam.

Lebih lanjut, kata Abdullah Syam, implementasi tema Munas ini diantaranya adalah peluncuran situs pikub.co.id sebagai wujud transaksi online syariah. LDII juga telah mengawali dengan Gerakan Internet Sehat untuk memanfaatkan potensi positif dan menghindari potensi negatif.

“Pemanfaatan IT dalam memajukan perekonomian haruslah sejalan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu LDII memandang bangsa Indonesia membutuhkan media online yang syariah. LDII berharap pikub.co.id yang akan dilaunching dalam membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat maju,” ujar Abdullah Syam.

LDII menilai perlu adanya protokol untuk mengawal konten agar tidak merusak karakter bangsa. “LDII merasakan bahwa era digital perlu dikelola. Bukan hanya agar sesuai dengan karakter norma bangsa Indonesia, tetapi juga dapat membawa manfaat sebesarnya bagi bangsa Indonesia,” tegas Abdullah Syam.

LDII pun menilai perlu adanya protokol untuk mengawal konten agar tidak merusak karakter bangsa. “LDII merasakan bahwa era digital perlu dikelola. Bukan hanya agar sesuai dengan karakter norma bangsa Indonesia, tetapi juga dapat membawa manfaat sebesarnya bagi bangsa Indonesia,” kata Abdullah Syam. (Ludhy/Lines)


Sumber: ldii.or.id