Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Jumat, 17 September 2010

Demokrasi & Kerukunan Antar Umat Beragama Jangan Ternoda

Masyarakat Indonesia belakangan tersentak dengan insiden penganiayaan Jemaat HKBP di Ciketing kota Bekasi pada tanggal 12 September 2010 yang mengakibatkan jatuhnya 2 orang korban cidera, penatua Hasian Lumban Toruan Sihombing dan Pendeta Luspida Simanjuntak.

Kami selaku pribadi maupun organisasi LDII Sidoarjo merasa sangat prihatin dengan peristiwa tersebut. Apabila benar kejadian tersebut bermotif agama jelas ini merupakan ujian bagi wajah demokrasi dan kebebasan beragama di negeri ini. Kami sampaikan simpati yang sedalam-dalamnya kepada semua korban dan berharap kasus ini segera selesai dengan damai.

Agenda agama-agama kedepan sebaiknya difokuskan pada tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni ;
1. Rasa saling tidak percaya
2. Tentang kesejahteraan bersama
3. Penciptaan rasa aman bagi masyarakat.
Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal tersebut.
Rosululloh bersabda ;
“Kunjung mengunjungilah, bertukar hadialah” sabda Nabi s.aw. memberi contoh beberapa cara. Itulah sebabnya agama tidak melarang penerimaan maupun pemberian hadiah dari dan kepada siapapun selama hal tersebut tidak melahirkan pencemaran aqidah.

Saling percaya, saling mensejahterakan, dan saling memberi rasa aman yang perlu kita wujudkan sekarang ini, hal ini bisa terwujud kalau forum dialog sampai ditingkat bawah dilaksanakan. Selama ini forum dialog itu hanya ditingkat elit. Umat beragama diharapkan perkuat kerukunan, jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka hal ini akan memberikan stabilitas dan kemajuan Nergara.

Pada suatu ketika, ada sahabat Nabi s.a.w yang telah terbiasa memberikan bantuan kepada Non Muslim, bermaksud menghentikan bantuannya dengan harapan penghentian itu akan mengantarkan mereka memeluk Islam, ternyata maksud para sahabat ini dengan tegas dilarang, melalui ; Alqur’an surat Al Baqoroh ayat 272 yang artinya ;
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ فَلأنفُسِكُمْ وَمَا تُنفِقُونَ إِلاَّ ابْتِغَاء وَجْهِ اللّهِ وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allohlah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki Nya, Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhoan Alloh, Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup dan sedikitpun kamu tidak akan dianiaya. “

Benar, menjalin hubungan kasih sayang dengan yang tidak se aqidah adalah terlarang, Namun perlakuan adil adalah kewajiban,
Karena itu upaya memelihara kerukunan harus dilakukan secara menyeluruh, terus menerus, sehingga Tokoh dan Umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan.
Misi Dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumberdaya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter, hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama.

Masyarakat Indonesia sangat majemuk, dan kemajukan itu bisa menjadi ancaman bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola saecara baik dan benar, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog kejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.
Mungkin selama ini terjadi diantara pemeluk agama terjadi karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak kepihak yang lain, terputusnya jalinan informasi antar pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka-prasangka yang mengarah pada penilaian negatif.

Dalam dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah theologis, ritus, dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih kemasalah-masalah kemanusiaan antara lain masalah moralitas, etika, dan nilai spiritual,
Supaya efektif dialog antar umat beragama mesti harus sepi dari kehendak untuk mendominasi pihak lain, butuh relasi harmonis tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan.

Diposting oleh : LDII Kab. Sidoarjo, Hasan Yuswadi.

Demokrasi & Kerukunan Antar Umat Beragama Jangan Ternoda

Masyarakat Indonesia belakangan tersentak dengan insiden penganiayaan Jemaat HKBP di Ciketing kota Bekasi pada tanggal 12 September 2010 yang mengakibatkan jatuhnya 2 orang korban cidera, penatua Hasian Lumban Toruan Sihombing dan Pendeta Luspida Simanjuntak.

Kami selaku pribadi maupun organisasi LDII Sidoarjo merasa sangat prihatin dengan peristiwa tersebut. Apabila benar kejadian tersebut bermotif agama jelas ini merupakan ujian bagi wajah demokrasi dan kebebasan beragama di negeri ini. Kami sampaikan simpati yang sedalam-dalamnya kepada semua korban dan berharap kasus ini segera selesai dengan damai.

Agenda agama-agama kedepan sebaiknya difokuskan pada tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni ;
1. Rasa saling tidak percaya
2. Tentang kesejahteraan bersama
3. Penciptaan rasa aman bagi masyarakat.
Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal tersebut.
Rosululloh bersabda ;
“Kunjung mengunjungilah, bertukar hadialah” sabda Nabi s.aw. memberi contoh beberapa cara. Itulah sebabnya agama tidak melarang penerimaan maupun pemberian hadiah dari dan kepada siapapun selama hal tersebut tidak melahirkan pencemaran aqidah.

Saling percaya, saling mensejahterakan, dan saling memberi rasa aman yang perlu kita wujudkan sekarang ini, hal ini bisa terwujud kalau forum dialog sampai ditingkat bawah dilaksanakan. Selama ini forum dialog itu hanya ditingkat elit. Umat beragama diharapkan perkuat kerukunan, jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka hal ini akan memberikan stabilitas dan kemajuan Nergara.

Pada suatu ketika, ada sahabat Nabi s.a.w yang telah terbiasa memberikan bantuan kepada Non Muslim, bermaksud menghentikan bantuannya dengan harapan penghentian itu akan mengantarkan mereka memeluk Islam, ternyata maksud para sahabat ini dengan tegas dilarang, melalui ; Alqur’an surat Al Baqoroh ayat 272 yang artinya ;
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ فَلأنفُسِكُمْ وَمَا تُنفِقُونَ إِلاَّ ابْتِغَاء وَجْهِ اللّهِ وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allohlah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki Nya, Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhoan Alloh, Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup dan sedikitpun kamu tidak akan dianiaya. “

Benar, menjalin hubungan kasih sayang dengan yang tidak se aqidah adalah terlarang, Namun perlakuan adil adalah kewajiban,
Karena itu upaya memelihara kerukunan harus dilakukan secara menyeluruh, terus menerus, sehingga Tokoh dan Umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan.
Misi Dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumberdaya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter, hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama.

Masyarakat Indonesia sangat majemuk, dan kemajukan itu bisa menjadi ancaman bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola saecara baik dan benar, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog kejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.
Mungkin selama ini terjadi diantara pemeluk agama terjadi karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak kepihak yang lain, terputusnya jalinan informasi antar pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka-prasangka yang mengarah pada penilaian negatif.

Dalam dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah theologis, ritus, dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih kemasalah-masalah kemanusiaan antara lain masalah moralitas, etika, dan nilai spiritual,
Supaya efektif dialog antar umat beragama mesti harus sepi dari kehendak untuk mendominasi pihak lain, butuh relasi harmonis tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan.

Diposting oleh : LDII Kab. Sidoarjo, Hasan Yuswadi.