Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Minggu, 10 Mei 2015

LDII dan TNI Kobarkan Semangat Bela Negara

Pembukaan Diklat Belanegara Pemuda LDII Surabaya dan Sidoarjo di Yon Arhanudse 8 Sidoarjo
LDIISidoarjo.org - Untuk menanamkan rasa cinta bangsa dan tanah air kepada generasi muda, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) menggandeng TNI (Tentara Nasional Indonesia) menyelenggarakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Bela Negara di Batalyon Arhanudse 8 Gedangan, Sidoarjo selama 3 hari, Jumat (8/5/2015) hingga Minggu (10/5/2015). 

Diklat Bela Negara ini diselenggarakan oleh DPD LDII Kota Surabaya dan DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, dengan menggandeng jajaran TNI di bawah  Kodam V/Brawijaya diikuti oleh sebanyak 200 orang peserta.

Hadir pada upacara pembukaan Diklat Bela Negara tersebut di antaranya: Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya; Ketua DPD LDII Kota Surabaya, Drs. H. Amin Hadi; Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, Ir. H. Rony Romandhawira, MM; Dewan Penasihat LDII Kabupaten Sidoarjo, KH Abdurrahman Assa’at; KH Nasron, KH Asmoro, KH Hasan Yuswadi, SH dan Joko Sayono, SH, MH.


Di hadapan ratusan peserta pemuda LDII Sidoarjo dan LDII Surabaya saat upacara pembukaan, Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya sebagai Inspektur Upacara dalam sambutannya mengatakan, dalam menjawab tantangan ke depan, harapannya LDII supaya menunjukkan peran nyatanya terkait dengan upaya bela negara. 

“Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan pada NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Atas dasar tersebut pendidikan bela negara bagi seluruh warga negara, termasuk generasi muda adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” jelasnya.

“Sebagai bagian dari organisasi yang berbasis keagamaan, LDII masih sangat kuat menjaga nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan kebangsaan. Peserta diharapkan untuk selalu konsisten  dalam mengikuti  pemantapan latihan bela negara atau latsarmil (latihan dasar militer) sampai kapan pun dalam menegakkan nilai-nilai  perjuangan bangsa,” tambahnya.

Diakuinya, bahwa sampai saat ini LDII masih solid dalam satu komando untuk membela bangsa dan negara sebagai lembaga kemasyarakatan yang berbasis keagamaan. LDII siap berhadapan dengan siapa pun yang menggangu kedaulatan NKRI. Keberadaan warga LDII yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan kepengurusannya sampai di tingkat desa adalah modal utama dalam kemampuan menghimpun kekuatan generasi muda yang ada untuk membela negara.


Beberapa materi yang diajarkan selama diklat adalah: Pembentukan Sikap dan Mental, Proxy War, Out bond dan team work, Jurit malam, Renungan Suci (api unggun), Aktualisasi dan Motivasi Bela Negara.

Cinta Bangsa dan Tanah Air
Dalam wawancara dengan wartawan, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, Ir. H. Rony Romandhawira menyebutkan, LDII sebagai ormas agama berbasis Islam sudah terbiasa mendidik generasi mudanya dengan mental keagamaan. 

“Sadar bahwa negara sedang terjadi dinamika terkait dengan ketahanan nasional, selain belajar agama, generasi muda LDII supaya belajar bela negara. Selain cinta agama yang diyakininya, juga supaya cinta bangsa dan negara. Khususnya terhadap NKRI. Terlebih lagi, disadari bahwa pada era reformasi dewasa ini telah terjadi pergeseran-pergeseran yang mengakibatkan lunturnya cinta bangsa dan tanah air,” katanya.
Rony Romandhawira, Ketua DPD LDII Sidoarjo

Saat ditanya tentang aliran keras, Rony Romandhawira menegaskan, bahwa LDII bukan tipe aliran keras. “LDII itu ngaji agama seperti ormas Islam lainnya. Kalau ada isu negatif di masyarakat, itu ditiupkan oleh orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab. Peniup dan penyebar isu itu orang yang ingin memecah belah bangsa dan negara. Padahal, LDII ingin tetap ada persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,”jelasnya.

Soal tujuan Diklat Bela Negara, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo itu menyebutkan, bahwa generasi muda LDII kelak menjadi orang tua. Dengan pengabdian di bidangnya masing-masing sesuai keahlian, mereka diharapkan menjadi insan yang profesional religius. Agamanya kuat dan cinta kasih kepada bangsa dan negara. “Insya Allah kegiatan ini akan terus dikembangkan, mengingat tujuannya sangat baik dan mulia,”ujarnya. 

Sementara itu, Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya kepada wartawan menyebutkan, bahwa Diklat Bela Negara sesuai dengan amanat dari KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) TNI: generasi muda harus disiapkan sebaik mungkin terkait dengan rasa cinta tanah air, pengenalan kehidupan kemiliteran, dan jiwa berkorban. (yus/kus)

LDII dan TNI Kobarkan Semangat Bela Negara

Pembukaan Diklat Belanegara Pemuda LDII Surabaya dan Sidoarjo di Yon Arhanudse 8 Sidoarjo
LDIISidoarjo.org - Untuk menanamkan rasa cinta bangsa dan tanah air kepada generasi muda, LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) menggandeng TNI (Tentara Nasional Indonesia) menyelenggarakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Bela Negara di Batalyon Arhanudse 8 Gedangan, Sidoarjo selama 3 hari, Jumat (8/5/2015) hingga Minggu (10/5/2015). 

Diklat Bela Negara ini diselenggarakan oleh DPD LDII Kota Surabaya dan DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, dengan menggandeng jajaran TNI di bawah  Kodam V/Brawijaya diikuti oleh sebanyak 200 orang peserta.

Hadir pada upacara pembukaan Diklat Bela Negara tersebut di antaranya: Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya; Ketua DPD LDII Kota Surabaya, Drs. H. Amin Hadi; Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, Ir. H. Rony Romandhawira, MM; Dewan Penasihat LDII Kabupaten Sidoarjo, KH Abdurrahman Assa’at; KH Nasron, KH Asmoro, KH Hasan Yuswadi, SH dan Joko Sayono, SH, MH.


Di hadapan ratusan peserta pemuda LDII Sidoarjo dan LDII Surabaya saat upacara pembukaan, Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya sebagai Inspektur Upacara dalam sambutannya mengatakan, dalam menjawab tantangan ke depan, harapannya LDII supaya menunjukkan peran nyatanya terkait dengan upaya bela negara. 

“Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan pada NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Atas dasar tersebut pendidikan bela negara bagi seluruh warga negara, termasuk generasi muda adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” jelasnya.

“Sebagai bagian dari organisasi yang berbasis keagamaan, LDII masih sangat kuat menjaga nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan kebangsaan. Peserta diharapkan untuk selalu konsisten  dalam mengikuti  pemantapan latihan bela negara atau latsarmil (latihan dasar militer) sampai kapan pun dalam menegakkan nilai-nilai  perjuangan bangsa,” tambahnya.

Diakuinya, bahwa sampai saat ini LDII masih solid dalam satu komando untuk membela bangsa dan negara sebagai lembaga kemasyarakatan yang berbasis keagamaan. LDII siap berhadapan dengan siapa pun yang menggangu kedaulatan NKRI. Keberadaan warga LDII yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan kepengurusannya sampai di tingkat desa adalah modal utama dalam kemampuan menghimpun kekuatan generasi muda yang ada untuk membela negara.


Beberapa materi yang diajarkan selama diklat adalah: Pembentukan Sikap dan Mental, Proxy War, Out bond dan team work, Jurit malam, Renungan Suci (api unggun), Aktualisasi dan Motivasi Bela Negara.

Cinta Bangsa dan Tanah Air
Dalam wawancara dengan wartawan, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, Ir. H. Rony Romandhawira menyebutkan, LDII sebagai ormas agama berbasis Islam sudah terbiasa mendidik generasi mudanya dengan mental keagamaan. 

“Sadar bahwa negara sedang terjadi dinamika terkait dengan ketahanan nasional, selain belajar agama, generasi muda LDII supaya belajar bela negara. Selain cinta agama yang diyakininya, juga supaya cinta bangsa dan negara. Khususnya terhadap NKRI. Terlebih lagi, disadari bahwa pada era reformasi dewasa ini telah terjadi pergeseran-pergeseran yang mengakibatkan lunturnya cinta bangsa dan tanah air,” katanya.
Rony Romandhawira, Ketua DPD LDII Sidoarjo

Saat ditanya tentang aliran keras, Rony Romandhawira menegaskan, bahwa LDII bukan tipe aliran keras. “LDII itu ngaji agama seperti ormas Islam lainnya. Kalau ada isu negatif di masyarakat, itu ditiupkan oleh orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab. Peniup dan penyebar isu itu orang yang ingin memecah belah bangsa dan negara. Padahal, LDII ingin tetap ada persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,”jelasnya.

Soal tujuan Diklat Bela Negara, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo itu menyebutkan, bahwa generasi muda LDII kelak menjadi orang tua. Dengan pengabdian di bidangnya masing-masing sesuai keahlian, mereka diharapkan menjadi insan yang profesional religius. Agamanya kuat dan cinta kasih kepada bangsa dan negara. “Insya Allah kegiatan ini akan terus dikembangkan, mengingat tujuannya sangat baik dan mulia,”ujarnya. 

Sementara itu, Dandim Sidoarjo, Letkol TNI Rizki Indrawijaya kepada wartawan menyebutkan, bahwa Diklat Bela Negara sesuai dengan amanat dari KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) TNI: generasi muda harus disiapkan sebaik mungkin terkait dengan rasa cinta tanah air, pengenalan kehidupan kemiliteran, dan jiwa berkorban. (yus/kus)