Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Sabtu, 17 Desember 2011

Larangan Membunuh Orang Kafir

Saudara-saudara Muslim yang berpendapat bahwa salah satu bentuk jihad adalah dengan membunuh orang kafir (orang non-Islam), hendaknya mempertimbangkan dan memahami dalil-dalil di bawah ini.

Dikisahkan, pada masa hidup Rasulullah SAW ada seseorang bernama Muchtar yang mengaku sebagai nabi dan mendapat wahyu dari Jibril. Muchtar telah berdusta dan mengingkari kenabian Muhammad SAW. Jelas ia orang kafir dan tidak ada kesulitan bagi para sahabat untuk membunuhnya. Namun sebagai orang kafir yang hidup di masa Nabi Muhammad SAW Muchtar mendapat jaminan hidup dari Rasulullah dan haram hukumnya membunuh dia.

Jadi, bukannya mendapat pahala yang besar namun membunuh orang non-Muslim secara serampangan bisa berakibat murka Allah di akhirat. Masih banyak dalil yang menjamin surga dan derajat tinggi di sisi Allah selain dengan cara membunuh. Untuk menjadi orang beriman yang saleh dan taat tidak harus dengan melakukan teror dan membunuh orang-orang yang tidak relevan.
بَابُ مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا
2686 - حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
... Abdillah bin ‘Amri meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membunuh mu’ahadan (orang kafir yang mendapat jaminan) tidak akan mencium baunya Surga, sesungguhnya baunya Surga telah tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.”

2687 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مَعْدِيُّ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: أَنْبَأَنَا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ فَلَا يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
... Abi Hurairah meriwayatkan dari Nabi SAW bersabda: “Barang siapa membunuh mu’ahadan yang mendapat jaminan hidup dari Allah dan RasulNya maka tidak akan mencium baunya Surga, sesungguhnya baunya Surga telah tercium dari jarak perjalanan 70 tahun”.

بَابُ مَنْ أَمِنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ فَقَتَلَهُ
2688 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ شَدَّادٍ الْفِتْيَانِيِّ قَالَ: لَوْلَا كَلِمَةٌ سَمِعْتُهَا مِنْ عَمْرِو بْنِ الْحَمِقِ الْخُزَاعِيِّ، لَمَشَيْتُ فِيمَا بَيْنَ رَأْسِ الْمُخْتَارِ وَجَسَدِهِ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَمِنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ، فَقَتَلَهُ، فَإِنَّهُ يَحْمِلُ لِوَاءَ غَدْرٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
.. Rifa’ah bin Syadad Al-Fityani meriwayatkan: “Seandainya tidak ada kalimat yang aku dengar dari Amri bin Al-Hamiq Al Huja’i, niscaya aku telah melangkahi antara kepala dan jasad Mukhtar, saya mendengar (Amri) berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mendapatkan jaminan keamanan atas hidupnya dari seorang laki-laki, namun laki-laki tersebut membunuhnya, maka sesungguhnya ia akan membawa panji-panji pengkhianat pada hari kiamat.”

2689 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو لَيْلَى، عَنْ أَبِي عُكَّاشَةَ، عَنْ رِفَاعَةَ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى الْمُخْتَارِ فِي قَصْرِهِ فَقَالَ: قَامَ جِبْرَائِيلُ مِنْ عِنْدِيَ السَّاعَةَ. فَمَا مَنَعَنِي مِنْ ضَرْبِ عُنُقِهِ إِلَّا حَدِيثٌ سَمِعْتُهُ مِنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا أَمِنَكَ الرَّجُلُ عَلَى دَمِهِ فَلَا تَقْتُلْهُ» فَذَاكَ الَّذِي مَنَعَنِي مِنْهُ
__________
[حكم الألباني]
ضعيف
... Rifa’ah meriwayatkan: “Aku masuk rumah Muchtar maka ia berkata”: “Baru saja Jibril berdiri di sampingku”. Maka tidak ada yang mencegahku untuk memenggal lehernya kecuali sebuah hadist yang aku dengar dari Sulaiman bin Shurod, dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi bersabda, “Ketika seorang laki-laki meminta jaminan keamanan padamu atas keselamatan hidupnya maka jangan membunuhnya”. Itulah yang mencegahku untuk membunuh Muchtar.
[Hadist Ibnu Majah Kitabu Diyat]

Larangan Membunuh Orang Kafir

Saudara-saudara Muslim yang berpendapat bahwa salah satu bentuk jihad adalah dengan membunuh orang kafir (orang non-Islam), hendaknya mempertimbangkan dan memahami dalil-dalil di bawah ini.

Dikisahkan, pada masa hidup Rasulullah SAW ada seseorang bernama Muchtar yang mengaku sebagai nabi dan mendapat wahyu dari Jibril. Muchtar telah berdusta dan mengingkari kenabian Muhammad SAW. Jelas ia orang kafir dan tidak ada kesulitan bagi para sahabat untuk membunuhnya. Namun sebagai orang kafir yang hidup di masa Nabi Muhammad SAW Muchtar mendapat jaminan hidup dari Rasulullah dan haram hukumnya membunuh dia.

Jadi, bukannya mendapat pahala yang besar namun membunuh orang non-Muslim secara serampangan bisa berakibat murka Allah di akhirat. Masih banyak dalil yang menjamin surga dan derajat tinggi di sisi Allah selain dengan cara membunuh. Untuk menjadi orang beriman yang saleh dan taat tidak harus dengan melakukan teror dan membunuh orang-orang yang tidak relevan.
بَابُ مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا
2686 - حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
... Abdillah bin ‘Amri meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membunuh mu’ahadan (orang kafir yang mendapat jaminan) tidak akan mencium baunya Surga, sesungguhnya baunya Surga telah tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.”

2687 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مَعْدِيُّ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: أَنْبَأَنَا ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَهُ ذِمَّةُ اللَّهِ وَذِمَّةُ رَسُولِهِ فَلَا يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
... Abi Hurairah meriwayatkan dari Nabi SAW bersabda: “Barang siapa membunuh mu’ahadan yang mendapat jaminan hidup dari Allah dan RasulNya maka tidak akan mencium baunya Surga, sesungguhnya baunya Surga telah tercium dari jarak perjalanan 70 tahun”.

بَابُ مَنْ أَمِنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ فَقَتَلَهُ
2688 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي الشَّوَارِبِ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ شَدَّادٍ الْفِتْيَانِيِّ قَالَ: لَوْلَا كَلِمَةٌ سَمِعْتُهَا مِنْ عَمْرِو بْنِ الْحَمِقِ الْخُزَاعِيِّ، لَمَشَيْتُ فِيمَا بَيْنَ رَأْسِ الْمُخْتَارِ وَجَسَدِهِ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَمِنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ، فَقَتَلَهُ، فَإِنَّهُ يَحْمِلُ لِوَاءَ غَدْرٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»
__________
[حكم الألباني]
صحيح
.. Rifa’ah bin Syadad Al-Fityani meriwayatkan: “Seandainya tidak ada kalimat yang aku dengar dari Amri bin Al-Hamiq Al Huja’i, niscaya aku telah melangkahi antara kepala dan jasad Mukhtar, saya mendengar (Amri) berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mendapatkan jaminan keamanan atas hidupnya dari seorang laki-laki, namun laki-laki tersebut membunuhnya, maka sesungguhnya ia akan membawa panji-panji pengkhianat pada hari kiamat.”

2689 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو لَيْلَى، عَنْ أَبِي عُكَّاشَةَ، عَنْ رِفَاعَةَ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى الْمُخْتَارِ فِي قَصْرِهِ فَقَالَ: قَامَ جِبْرَائِيلُ مِنْ عِنْدِيَ السَّاعَةَ. فَمَا مَنَعَنِي مِنْ ضَرْبِ عُنُقِهِ إِلَّا حَدِيثٌ سَمِعْتُهُ مِنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِذَا أَمِنَكَ الرَّجُلُ عَلَى دَمِهِ فَلَا تَقْتُلْهُ» فَذَاكَ الَّذِي مَنَعَنِي مِنْهُ
__________
[حكم الألباني]
ضعيف
... Rifa’ah meriwayatkan: “Aku masuk rumah Muchtar maka ia berkata”: “Baru saja Jibril berdiri di sampingku”. Maka tidak ada yang mencegahku untuk memenggal lehernya kecuali sebuah hadist yang aku dengar dari Sulaiman bin Shurod, dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi bersabda, “Ketika seorang laki-laki meminta jaminan keamanan padamu atas keselamatan hidupnya maka jangan membunuhnya”. Itulah yang mencegahku untuk membunuh Muchtar.
[Hadist Ibnu Majah Kitabu Diyat]