Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Kamis, 07 November 2013

Tips Menjaga Haji Mabrur

Sangat bersyukur dan berbahagialah umat Islam yang telah melaksanakan ibadah haji. Perjalanan haji saat ini menjadi kesempatan yang sangat sulit dan langka. Apabila dulu seorang jamaah cukup mempunyai biaya bisa langsung berangkat ke tanah suci namun saat ini sekalipun biaya telah mencukupi seorang Muslim harus menunggu belasan tahun untuk bisa mendapat giliran berangkat memenuhi panggilan Allah.

Sesuai Sabda Nabi s.a.w. yang tertulis dalam Hadist Shohih Bukhari No. 1521 & 1773 Kitabul Haji dan Hadist Sunan Termidhi No. 810 Abwabul Haji seorang haji mabrur akan dihapus dosanya sebagaimana bayi yang baru lahir dari rahim ibunya dan haji mabrur merupakan tiket jaminan untuk masuk surga.

1521 – حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الحَكَمِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
… Aba Hurairoh meriwayatkan: Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Barangsiapa haji karena Allah maka tidak jima’ dan tidak fasiq (melanggar larangan agama) ia kembali seperti hari dilahirkan ibunya”.
[Hadist Shohih Bukhari No. 1521 Kitabul Haji]

1773 – حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ سُمَيٍّ، مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ»
… sesungguhnya Rasulalloh s.a.w. bersabda: “Umrah hinggga umrah berikutnya menjadi pelebur dosa diantara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga.”
Hadist Shohih Bukhari No. 1773 Kitabul Haji


…، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَابِعُوا بَيْنَ الحَجِّ وَالعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الكِيرُ خَبَثَ الحَدِيدِ، وَالذَّهَبِ، وَالفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ المَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الجَنَّةُ»
__________
[حكم الألباني] : حسن صحيح

… Abdillah bin Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: “Ikutkanlah antara haji dan umrah, karena keduanya itu menghilangkan fakir dan dosa-dosa seperti tungku api menghilangkan kotoran besi, emas dan perak dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali Surga”.
[Hadist Sunan Termidhi No. 810 Abwabul Haji]

Prof Dr H Muslich Shabir MA, Dosen IAIN Walisongo Semarang dalam tulisannya di suaramerdeka.com 11 Januari 2008 mengungkapkan: Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan niat karena Allah semata, dengan biaya yang halal dan mengerjakan segala ketentuan berhaji dengan sempurna. Haji itu tidak dicampuri dengan perbuatan dosa, sunyi dari riya dan tidak dinodai dengan kata-kata kotor (rafats), perbuatan yang melanggar aturan (fusuq) dan tidak berbantah-bantahan (jidal).

Untuk memastikan haji seseorang itu mabrur atau tidak sangatlah sulit. Begitu juga seseorang tidak bisa mengklaim hajinya mabrur atau menilai haji orang lain tidak mabrur. Haji mabrur tidak semata terkait dengan kesempurnaan pelaksanaan rukun-rukunnya di tanah suci. Kemabruran haji juga dinilai dari pra pelaksanaan seperti niat dan halal haramnya bekal / biaya yang digunakan.

Dan yang tidak kalah penting adalah paska haji. Secara umum mabrurnya haji seseorang ditandai dengan perubahan sikap, mental dan perilaku serta meningkatnya kualitas ibadah seseorang setelah berhaji. Karena itu menjaga dan memelihara kemabruran haji dengan meningkatkan kualitas keagamaan setelah datang dari haji adalah sangat penting.

Sesuai dengan petunjuk Rasulullah s.a.w. ada beberapa parameter dan ciri-ciri haji mabrur antara lain:
  1. Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dan contoh dari sunah Rasulullah s.a.w.
  2. …وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (7)
    … apa-apa yang Rasul datangkan padamu ambillah dan apa-apa yang mencegah padamu dari Rasul maka jauhilah dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah berat siksanya.
    [Surah Al-Hasr ayat 7]
    وقال صلى الله عليه وسلم: ” من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهورد…
    …dan Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada atas amalan tersebut perkaraku maka amalan tersebut ditolak …”
    [Akidah Shaikh Muhammad bin Abdul Wahab Assalafiyah]
    9524 – وَأَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ ,…وَقَالَ: ” خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ لَعَلِّي لَا أَرَاكُمْ بَعْدَ عَامِي هَذَا “
    … Nabi bersabda: “Ambillah dariku (Nabi) tata-cara ibadah haji kalian, barangkali setelah tahun ini saya tidak melihat kalian”.
    [Hadist Riwayat Baihaqi dari Jabir No.9524]
  3. Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan tidak disertai dengan pelanggaran-pelanggaran atau dosa-dosa.
  4. Ciri-ciri haji mabrur antara lain adalah orang yang setelah haji memiliki jiwa menolong dan membantu, hatinya longgar dan bersifat dermawan / tidak bakhil.
  5. Seorang haji mabrur akhlaknya tambah baik, semakin santun dan andap asor, ucapan tambah baik dan tutur katanya lemah lembut.
  6. Muslim yang hajinya mabrur ditandai dengan perilakunya yang semakin zuhud, mutawari’ dan tambah hati-hati terhadap masalah halal-haram, haq-bathil. Seorang haji mabrur semakin meningkat ibadahnya , lebih mementingkan urusan akhirat daripada urusan dunia.
قَالَ الْحَسَنُ: الْحَجُّ الْمَبْرُورُ هُوَ أَنْ يَرْجِعَ صَاحِبُهُ زَاهِدًا فِي الدُّنْيَا رَاغِبًا فِي الْآخِرَةِ. ) الجامع لأحكام القرآن = تفسير القرطبي(
.. Hasan (perowi) meriwayatkan: Haji mabrur adalah ketika kembali ia zuhud dalam urusan dunia (tidak tamak) dan senang dalam urusan akhirat.
[Tafsir Al-Qurtubi Surah Al-Baqarah ayat 197]

14482 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ “، قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللهِ مَا بِرُّ (1) الْحَجِّ الْمَبْرُورُ؟ قَالَ: ” إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ ” (2)
… Rasulullah s.a.w. bersabda Haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga, merka bertanya: Wahai Nabi Apakah mabrurnya haji? Nabi menjawab: “Suka memberi makan dan bagus ucapannya”.
[Hadist Musnad Imam Ahmad Bin Hambal No. 14482]

Tips Menjaga Haji Mabrur

Ada beberapa Tips yang pernah disampaikan oleh Ustadz H Willy Widjajanto yang sekaligus Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) "Shofa Marwah" Kabupaten Sidoarjo, bahwa Potret haji mabrur tidak hanya dinilai pada saat proses ibadah haji tersebut berlangsung, tapi juga harus dinilai sejak persiapan termasuk bekal yang halal, saat melaksanakan sesuai manasik yang diajarkan dan amalan setelah ibadah haji berakhir.

Beberapa tips untuk menjaga kemabruran Haji sebenarnya banyak sekali yang bisa dilakukan, setiap orang tentunya memiliki cara sendiri-sendiri untuk melaksanakan dengan bimbingan ustad-ustad yang ada tentunya, mungkin beberapa tips yang mungkin juga bisa dilakukan antara lain: 
  1. Patuh melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Swt, patuh melaksanakan shalat, konsekuen membayar zakat, sungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, selalu rukun dengan sesama umat manusia dan sayang kepada sesama makhluk Allah Swt.
  2. Konsekuen meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah Swt, baik dosa-dosa besar maupun dosa-dosa kecil, seperti syirik, riba, judi zina, khamr, membunuh orang, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dan lain-lain.
  3. Gemar melaksanakan ibadah-ibadah sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat.
  4. Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, mendakwahkan Islam dan bersungguh­-sungguh dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
  5. Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pema'af, tawadu', dan sejenisnya.
  6. Malu kepada Allah Swt untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.
  7. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam (Al Qur'an dan Al Hadits)
  8. Bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain.
  9. Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri pro aktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa.
  10. Sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan `Izzullslamwalmuslimin.

Tips Menjaga Haji Mabrur

Sangat bersyukur dan berbahagialah umat Islam yang telah melaksanakan ibadah haji. Perjalanan haji saat ini menjadi kesempatan yang sangat sulit dan langka. Apabila dulu seorang jamaah cukup mempunyai biaya bisa langsung berangkat ke tanah suci namun saat ini sekalipun biaya telah mencukupi seorang Muslim harus menunggu belasan tahun untuk bisa mendapat giliran berangkat memenuhi panggilan Allah.

Sesuai Sabda Nabi s.a.w. yang tertulis dalam Hadist Shohih Bukhari No. 1521 & 1773 Kitabul Haji dan Hadist Sunan Termidhi No. 810 Abwabul Haji seorang haji mabrur akan dihapus dosanya sebagaimana bayi yang baru lahir dari rahim ibunya dan haji mabrur merupakan tiket jaminan untuk masuk surga.

1521 – حَدَّثَنَا آدَمُ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا سَيَّارٌ أَبُو الحَكَمِ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
… Aba Hurairoh meriwayatkan: Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda: “Barangsiapa haji karena Allah maka tidak jima’ dan tidak fasiq (melanggar larangan agama) ia kembali seperti hari dilahirkan ibunya”.
[Hadist Shohih Bukhari No. 1521 Kitabul Haji]

1773 – حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ سُمَيٍّ، مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ»
… sesungguhnya Rasulalloh s.a.w. bersabda: “Umrah hinggga umrah berikutnya menjadi pelebur dosa diantara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga.”
Hadist Shohih Bukhari No. 1773 Kitabul Haji


…، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَابِعُوا بَيْنَ الحَجِّ وَالعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الكِيرُ خَبَثَ الحَدِيدِ، وَالذَّهَبِ، وَالفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ المَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الجَنَّةُ»
__________
[حكم الألباني] : حسن صحيح

… Abdillah bin Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda: “Ikutkanlah antara haji dan umrah, karena keduanya itu menghilangkan fakir dan dosa-dosa seperti tungku api menghilangkan kotoran besi, emas dan perak dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali Surga”.
[Hadist Sunan Termidhi No. 810 Abwabul Haji]

Prof Dr H Muslich Shabir MA, Dosen IAIN Walisongo Semarang dalam tulisannya di suaramerdeka.com 11 Januari 2008 mengungkapkan: Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan niat karena Allah semata, dengan biaya yang halal dan mengerjakan segala ketentuan berhaji dengan sempurna. Haji itu tidak dicampuri dengan perbuatan dosa, sunyi dari riya dan tidak dinodai dengan kata-kata kotor (rafats), perbuatan yang melanggar aturan (fusuq) dan tidak berbantah-bantahan (jidal).

Untuk memastikan haji seseorang itu mabrur atau tidak sangatlah sulit. Begitu juga seseorang tidak bisa mengklaim hajinya mabrur atau menilai haji orang lain tidak mabrur. Haji mabrur tidak semata terkait dengan kesempurnaan pelaksanaan rukun-rukunnya di tanah suci. Kemabruran haji juga dinilai dari pra pelaksanaan seperti niat dan halal haramnya bekal / biaya yang digunakan.

Dan yang tidak kalah penting adalah paska haji. Secara umum mabrurnya haji seseorang ditandai dengan perubahan sikap, mental dan perilaku serta meningkatnya kualitas ibadah seseorang setelah berhaji. Karena itu menjaga dan memelihara kemabruran haji dengan meningkatkan kualitas keagamaan setelah datang dari haji adalah sangat penting.

Sesuai dengan petunjuk Rasulullah s.a.w. ada beberapa parameter dan ciri-ciri haji mabrur antara lain:
  1. Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dan contoh dari sunah Rasulullah s.a.w.
  2. …وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (7)
    … apa-apa yang Rasul datangkan padamu ambillah dan apa-apa yang mencegah padamu dari Rasul maka jauhilah dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah berat siksanya.
    [Surah Al-Hasr ayat 7]
    وقال صلى الله عليه وسلم: ” من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهورد…
    …dan Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada atas amalan tersebut perkaraku maka amalan tersebut ditolak …”
    [Akidah Shaikh Muhammad bin Abdul Wahab Assalafiyah]
    9524 – وَأَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ ,…وَقَالَ: ” خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ لَعَلِّي لَا أَرَاكُمْ بَعْدَ عَامِي هَذَا “
    … Nabi bersabda: “Ambillah dariku (Nabi) tata-cara ibadah haji kalian, barangkali setelah tahun ini saya tidak melihat kalian”.
    [Hadist Riwayat Baihaqi dari Jabir No.9524]
  3. Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan tidak disertai dengan pelanggaran-pelanggaran atau dosa-dosa.
  4. Ciri-ciri haji mabrur antara lain adalah orang yang setelah haji memiliki jiwa menolong dan membantu, hatinya longgar dan bersifat dermawan / tidak bakhil.
  5. Seorang haji mabrur akhlaknya tambah baik, semakin santun dan andap asor, ucapan tambah baik dan tutur katanya lemah lembut.
  6. Muslim yang hajinya mabrur ditandai dengan perilakunya yang semakin zuhud, mutawari’ dan tambah hati-hati terhadap masalah halal-haram, haq-bathil. Seorang haji mabrur semakin meningkat ibadahnya , lebih mementingkan urusan akhirat daripada urusan dunia.
قَالَ الْحَسَنُ: الْحَجُّ الْمَبْرُورُ هُوَ أَنْ يَرْجِعَ صَاحِبُهُ زَاهِدًا فِي الدُّنْيَا رَاغِبًا فِي الْآخِرَةِ. ) الجامع لأحكام القرآن = تفسير القرطبي(
.. Hasan (perowi) meriwayatkan: Haji mabrur adalah ketika kembali ia zuhud dalam urusan dunia (tidak tamak) dan senang dalam urusan akhirat.
[Tafsir Al-Qurtubi Surah Al-Baqarah ayat 197]

14482 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ “، قَالُوا: يَا نَبِيَّ اللهِ مَا بِرُّ (1) الْحَجِّ الْمَبْرُورُ؟ قَالَ: ” إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ ” (2)
… Rasulullah s.a.w. bersabda Haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga, merka bertanya: Wahai Nabi Apakah mabrurnya haji? Nabi menjawab: “Suka memberi makan dan bagus ucapannya”.
[Hadist Musnad Imam Ahmad Bin Hambal No. 14482]

Tips Menjaga Haji Mabrur

Ada beberapa Tips yang pernah disampaikan oleh Ustadz H Willy Widjajanto yang sekaligus Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) "Shofa Marwah" Kabupaten Sidoarjo, bahwa Potret haji mabrur tidak hanya dinilai pada saat proses ibadah haji tersebut berlangsung, tapi juga harus dinilai sejak persiapan termasuk bekal yang halal, saat melaksanakan sesuai manasik yang diajarkan dan amalan setelah ibadah haji berakhir.

Beberapa tips untuk menjaga kemabruran Haji sebenarnya banyak sekali yang bisa dilakukan, setiap orang tentunya memiliki cara sendiri-sendiri untuk melaksanakan dengan bimbingan ustad-ustad yang ada tentunya, mungkin beberapa tips yang mungkin juga bisa dilakukan antara lain: 
  1. Patuh melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Swt, patuh melaksanakan shalat, konsekuen membayar zakat, sungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, selalu rukun dengan sesama umat manusia dan sayang kepada sesama makhluk Allah Swt.
  2. Konsekuen meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah Swt, baik dosa-dosa besar maupun dosa-dosa kecil, seperti syirik, riba, judi zina, khamr, membunuh orang, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dan lain-lain.
  3. Gemar melaksanakan ibadah-ibadah sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat.
  4. Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, mendakwahkan Islam dan bersungguh­-sungguh dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
  5. Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pema'af, tawadu', dan sejenisnya.
  6. Malu kepada Allah Swt untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.
  7. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam (Al Qur'an dan Al Hadits)
  8. Bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain.
  9. Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri pro aktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa.
  10. Sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan `Izzullslamwalmuslimin.