Motto

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ* القران سورة آل عمران ١٠٤
“Dan jadilah kamu sekalian bagian dari umat yang menyerukan kebajikan dan mengajak yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung [Quran Surat Ali Imron, ayat 104]

News

Minggu, 05 Juni 2011

60 Dai LDII Jatim Dilatih IAIN Surabaya

Surabaya - Sebanyak 60 dai (juru dakwah) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) se-Jawa Timur mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) bertajuk "Dakwah dan Fiqih" di Auditorium Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 28-29 Mei.

"Pelatihan kali ini merupakan angkatan pertama untuk tingkat Jatim, sedangkan pelatihan serupa di tingkat nasional sudah berlangsung tujuh angkatan bekerja sama dengan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta," kata Sekretaris LDII Jatim, Dedid Ch, di Surabaya, Sabtu.

Didampingi Ketua Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syariah IAIN Surabaya Dr H Sahid HM MAg, ia menjelaskan diklat "Dakwah dan Fiqih" itu bertujuan meningkatkan kompetensi para dai LDII serta meningkatkan metode dakwah yang dapat diterima masyarakat.

"LDII sudah mencanangkan tiga program yakni kontribusi, kompetensi, dan legitimasi. Bagaimana dakwah yang diterima, maka kompetensi perlu ditingkatkan, lalu bagaimana dakwah yang legitimasi, maka kontribusi untuk masyarakat perlu ditingkatkan pula," katanya.

Oleh karena itu, katanya, peserta diklat akan mendapatkan sertifikat terkait kompetensinya. "Sertifikat itu penting bila dai LDII berdakwah secara global, misalnya berdakwah ke Singapura, tentu sertifikat 'dakwah dan fiqih' dari IAIN Surabaya akan membuat mereka diakui kompetensinya," katanya.

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syariah IAIN Surabaya Dr H Sahid HM MAg menjelaskan diklat "Dakwah dan Fiqih" merupakan sinergi antara LDII yang memiliki potensi dakwah dan Fakultas Syariah IAIN Surabaya yang memiliki potensi di bidang fiqih.


"Fiqih itu bukan hitam-putih, fiqih itu elastis, karena itu dakwah yang disinergikan dengan fiqih tentu akan melahirkan dakwah yang elastis dan mengena, sehingga dakwah akan menjadi mudah diterima masyarakat, karena tidak ada doktrin dan tidak menyalahkan orang lain," katanya.

Narasumber diklat antara lain Prof Dr KH Fasihal Haq MAg (Dekan Fakultas Syariah), Prof Dr KH Ahmad Zahro MA (Rektor Unipdu Jombang), Prof Dr KH Ali Aziz MAg (Pembina BAZ Jatim), Prof Dr H Syafiq A Mughni MA (Ketua PP Muhammadiyah), Drs KH Ilhamullah Sumarkan MAg (Ketua LDNU Jatim), dan KH Abdurrahman Navis Lc MHI (Komisi Fatwa MUI Jatim).

Sebelumnya, LDII Jatim sudah bekerja sama dengan STAIN Kediri dan STIAI Muhammadiyah Kediri untuk peningkatan status kependidikan para dai sebagai sarjana (S1 dakwah), serta bekerja sama dengan MUI Jatim untuk menggelar seminar ekonomi syariah.

"Dengan MUI Jatim, kami sudah lama bekerja sama, di antaranya kerja sama penghijauan di Jombang (2008), sarasehan lingkungan di Surabaya (2008), penghijauan di Pacitan (2009), dan penghijauan di pantai selatan Blitar (2010)," kata Ketua LDII Jatim Ir H Chriswanto Santoso MSc.

Sumber: www.antarajatim.com

60 Dai LDII Jatim Dilatih IAIN Surabaya

Surabaya - Sebanyak 60 dai (juru dakwah) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) se-Jawa Timur mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) bertajuk "Dakwah dan Fiqih" di Auditorium Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 28-29 Mei.

"Pelatihan kali ini merupakan angkatan pertama untuk tingkat Jatim, sedangkan pelatihan serupa di tingkat nasional sudah berlangsung tujuh angkatan bekerja sama dengan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta," kata Sekretaris LDII Jatim, Dedid Ch, di Surabaya, Sabtu.

Didampingi Ketua Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syariah IAIN Surabaya Dr H Sahid HM MAg, ia menjelaskan diklat "Dakwah dan Fiqih" itu bertujuan meningkatkan kompetensi para dai LDII serta meningkatkan metode dakwah yang dapat diterima masyarakat.

"LDII sudah mencanangkan tiga program yakni kontribusi, kompetensi, dan legitimasi. Bagaimana dakwah yang diterima, maka kompetensi perlu ditingkatkan, lalu bagaimana dakwah yang legitimasi, maka kontribusi untuk masyarakat perlu ditingkatkan pula," katanya.

Oleh karena itu, katanya, peserta diklat akan mendapatkan sertifikat terkait kompetensinya. "Sertifikat itu penting bila dai LDII berdakwah secara global, misalnya berdakwah ke Singapura, tentu sertifikat 'dakwah dan fiqih' dari IAIN Surabaya akan membuat mereka diakui kompetensinya," katanya.

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syariah IAIN Surabaya Dr H Sahid HM MAg menjelaskan diklat "Dakwah dan Fiqih" merupakan sinergi antara LDII yang memiliki potensi dakwah dan Fakultas Syariah IAIN Surabaya yang memiliki potensi di bidang fiqih.


"Fiqih itu bukan hitam-putih, fiqih itu elastis, karena itu dakwah yang disinergikan dengan fiqih tentu akan melahirkan dakwah yang elastis dan mengena, sehingga dakwah akan menjadi mudah diterima masyarakat, karena tidak ada doktrin dan tidak menyalahkan orang lain," katanya.

Narasumber diklat antara lain Prof Dr KH Fasihal Haq MAg (Dekan Fakultas Syariah), Prof Dr KH Ahmad Zahro MA (Rektor Unipdu Jombang), Prof Dr KH Ali Aziz MAg (Pembina BAZ Jatim), Prof Dr H Syafiq A Mughni MA (Ketua PP Muhammadiyah), Drs KH Ilhamullah Sumarkan MAg (Ketua LDNU Jatim), dan KH Abdurrahman Navis Lc MHI (Komisi Fatwa MUI Jatim).

Sebelumnya, LDII Jatim sudah bekerja sama dengan STAIN Kediri dan STIAI Muhammadiyah Kediri untuk peningkatan status kependidikan para dai sebagai sarjana (S1 dakwah), serta bekerja sama dengan MUI Jatim untuk menggelar seminar ekonomi syariah.

"Dengan MUI Jatim, kami sudah lama bekerja sama, di antaranya kerja sama penghijauan di Jombang (2008), sarasehan lingkungan di Surabaya (2008), penghijauan di Pacitan (2009), dan penghijauan di pantai selatan Blitar (2010)," kata Ketua LDII Jatim Ir H Chriswanto Santoso MSc.

Sumber: www.antarajatim.com